Jumat, 16 Desember 2011

APLIKASI DATA LANDSAT DAN SIG UNTUK POTENSI LAHAN TAMBAK DI KABUPATEN BANYUWANGI


            Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten di ujung timur Pulau Jawa yang secara fisik terletak pada ketinggian 0 – 1000 m di atas permukaan laut. Morfologi dari kabupaten Banyuwangi ini beragam dari dataran rendah di sebagian besar wilayah sampai berbentuk gunung. Kabupaten Banyuwangi memiliki daerah pantai meliputi Kecamatan Wongsorejo, Giri, Banyuwangi, Kabat, Rogojampi, Muncar, Tegaldlimo, Purwoharjo, dan Pesanggaran.
            Menurut Data Perikanan dan Tambak Kabupaten Banyuwangi, hanya enam kecamatan yang memiliki pantai dan telah melakukan kegiatan budidaya sedangkan masih ada tiga kecamatan lagi yang memiliki pantai. Oleh karena itu perlu dilakukan pengembangan kegiatan budidaya tambak di daerah yang memiliki pantai sehingga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat yang ada di daerah tersebut dan juga meningkatkan PAD Pemda setempat.
            Usaha pengembangan kegiatan budidaya tambak merupakan suatu usaha atau cara memanfaatkan wilayah pantai yang perlu penataan secara benar mengingat limbah kegiatan budidaya tambak merupakan sumber polusi bagi lingkungan dan diri sendiri. Penentuan kesesuaian lahan tambak dapat menggunakan cara seperti turun langsung ke daerah yang dianggap memiliki potensi sebagai lahan tambak. Tetapi cara tersebut ternyata tidak efisien karena membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang besar. Salah satu jalan yang dapat digunakan sebagai alternative adalah dengan menggunakan data penginderaan jauh (inderaja) dan Sistem Informasi Geografis (SIG).
             Metodologi yang digunakan dengan menyiapkan bahan dan alat yang akan digunakan seperti Peta Jenis Tanah, Peta Kemiringan Lereng dan Peta Arahan Tataning Tanaman Pertanian, GPS (Geo Positioning System), perangkat lunak Er-Mapper, serta perangkat lunak Arc-View dan Arc-Info. Pengolahan data inderaja Landsat dan Sistem Informasi Geografi memiliki beberapa tahapan yaitu koreksi radiometris, koreksi geometris, analisis visual, klasifikasi penutup lahan, dan potensi lahan untuk tambak.
            Hasil yang didapat dari Analisis Penutupan Lahan adalah data yang diperoleh dari pengolahan citra Landsat dengan menggunakan metode klasifikasi didapatkan gambaran bahwa pada tahun 2002 berhasil diidentifikasi 1680 hektar tambak di Kabupaten Banyuwangi. Daerah terluas adalah Kecamatan Muncar dengan 664,65 hektar. Sedangkan untuk daerah mangrove terluas adalah Kecamatan Tegaldlimo dengan 2306,02 hektar.
            Hasil dari Kondisi Iklim dan Tanah di Kabupaten Banyuwangi adalah curah hujan rata-rata tahunan Kabupaten Banyuwangi antara 1011 – 3477 mm. Kisaran curah hujan rata-rata tertinggi ada pada daerah Stasiun Sumberayu, sedangkan yang terendah ada pada daerah Sukowidi. Periode kering daerah Kabupaten Banyuwangi antara 0 – 8 bulan. Banyuwangi merupakan kabupaten yang berbatasan dengan laut yaitu Selat Bah dan Samudera Indonesia sehingga Kabupaten Banyuwangi memiliki garis pantai yang cukup panjang. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, produksi perikanan Kabupaten Banyuwangi meningkat 8,5% pada tahun 2001.
            Hasil dari Kesesuaian Tambak adalah pada Parameter 1 yaitu Penggunaan Lahan Saat Ini didominasi penggunaan untuk sawah di daerah topografi rendah. Pada daerah lereng digunakan untuk perkebunan. Lahan yang masih bisa digunakan untuk kegiatan budidaya tambak adalah lahan terbuka, semak, dan rumput. Lahan terbuka banyak terdapat di Kecamatan Wongsorejo dan Pesanggaran. Pada Parameter 2 yaitu Topografi/Kemiringan Lahan, Kabupaten Banyuwangi mempunyai topografi dari 0 – 3% sampai di atas 30%. Jika dilihat dari segi topografi maka Kabupaten Banyuwangi memiliki banyak lahan yang dapat digunakan untuk kegiatan budidaya tambak. Tetapi jika dikaitkan dengan jenis tanah yang sesuai, maka lahan yang dapat dikembangkan tidak begitu luas. Pada Parameter 3 yaitu Jenis Tanah, jenis tanah di Kabupaten Banyuwangi yang dominan adalah jenis Latosol yang bayak digunakan untuk penanaman padi. Pada Parameter 4 yaitu Iklim, besar curah hujan di Kabupaten Banyuwangi berkisar dari 1400 mm sampai 3500 mm pertahunnya. Curah hujan yang cocok untuk tambak adalah antara 1000 mm sampai 2000 mm.
Kesimpulan
            Hasil analisis dengan menggunakan data inderaja dan SIG di Kabupaten Banyuwangi menunjukkan bahwa tiga kecamatan masuk dalam kategori yang sesuai untuk potensi pengembangan lahan tambak yaitu Kecamatan Muncar, Rogojampi, dan Pesanggaran.
            Kecamatan Srono, Cluring, Singajuruh, Pesanggaran, Banyuwangi, Glagah, dan Kabat merupakan areal yang agak sesuai untuk pengembangan lahan tambak. Hal ini dikarenakan ada beberapa parameter yang tidak sesuai untuk lahan tambak dan hanya parameter topografi dan land use saja yang sesuai.

Sumber